Skip to main content

Perbedaan lafadz musta'mal dan muhmal

 


Secara sederhana lafadz musta’mal ialah lafadz yang ada pemakaian dalam suatu bahasa atau dengan kata lain lafadz yang menunjuki kepada makna. Sedangkan isti’mal sendiri ialah tahapan kedua terhadap suatu lafadz sesudah wadha’.

Yakni, perwujudan suatu lafadz (kata) dimulai dari wadha’, sesudahnya baru lafadz tersebut di isti’mal (dipakai), dan apabila dipakai sesuai dengan wadha’ maka dinamakan dengan hakikat dan apabila tidak sesuai dengan wadha’ dinamakan dengan majaz (metafor). 

Dan tahapan yang terakhir ialah hamal (menanggung), yakni si sami’ disaat mendengar suatu lafadz tugasnya ialah mempertanggungkan atau memahami makna dari lafadz yang ia dengar dengan menggunakan kaedah di dalam ilmu bahasa itu sendiri.  

Sedangkan muhmal kalau secara bahasa ialah kosong. Maka, lafadz muhmal ialah lafadz yang kosong dari pemakaian. Yakni, lafadz yang tidak dipakai dalam suatu bahasa atau lafadz yang tidak memiliki makna. Misalnya seperti estengklek, esmenenten dan lain-lain.

Tentu kedua kata ini tidak dipakai dalam bahasa Indonesia, walaupun misalnya dipakai dalam bahasa yang lain, itu lain cerita. Yang intinya dua lafadz tersebut tidak dipakai dalam bahasa Indonesia, karena tidak dipakai, dinamakanlah keduanya lafadz muhmal

Kesimpulannya lafadz musta’mal ialah lafadz yang dipakai dalam suatu bahasa, sedangkan muhmal ialah lafadz yang tidak ada pemakaian dalam suatu bahasa. Sehingga berkemungkinan ada suatu "lafadz" dianggap musta'mal dari satu bahasa dan dianggap muhmal dari bahasa yang lain begitu juga sebaliknya. 

Wallahu a'lam


Comments

Popular posts from this blog

Ayah Sop dan kita.

"Lakukan semua yang bisa dilakukan walaupun semuanya belum bisa dilakukan". Inilah salah satu kata Ayah Sop yang begitu terpatri dalam hati saya. Kata ini pertama kali saya dengar dari seorang ulama muda Aceh, Aba Helmi Nisam di acara PKU (pelatihan kader ulama) Aceh Utara yang diselenggarakan di hotel lido graha Lhokseumawe sekitaran tahun 2020 yang lalu, ketika itu saya menanyakan tentang langkah penegakan syariat Islam di Aceh secara kaffah. Beliau dengan nada tegas menjawab "Lakukan semua yang bisa dilakukan walaupun semuanya belum bisa dilakukan", begitu kata Ayah Sop; pungkas Aba Helmi.  Dan yang kedua, kata ini saya dengar ketika Ayah Sop mengisi acara seminar politik di Ma'had aly Raudhatul Ma'arif al-Aziziyyah, desa Cot trueng, muara batu, Aceh utara, ketika saya menanyakan tentang cita-cita menuju Khilafah islamiah. Ayah Sop pun menjawab dengan kata yang sama, yaitu "Lakukan semua yang bisa dilakukan walaupun semuanya belum bisa dilakukan...

Memahami konsep dalalah muthabaqah, tadhammun, dan iltizam.

Apa yang anda pahami ketika mendengar kata "Corona"? Ya, tentu yang anda pahami ialah nama bagi satu virus yang mematikan yang berasal dari Wuhan China yang dalam beberapa bulan ini menjadi trending topik hampir di seluruh media sosial dan juga mainstream. Apa yang anda pahami ketika mendengar kata "Wanda"? Ya, anda yang mengenalnya, tentu anda akan bilang bahwa dia seorang wanita yang berasal dari kampung seberang, yang baru tamat sekolah, yang memiliki wajah lumayan cantik, ala kadar lah pokoknya. Dan masih banyak lagi ciri-ciri yang dia miliki yang membedakannya dengan orang-orang yang lain. Boleh saja anda memahami wanita atau lelaki yang lain yang namanya juga "Wanda" yang tidak sama seperti yang mendarat di kepala saya. Karena, yang menjadi poinnya disini ialah ketika mendengar kata tersebut, ada sesuatu yang anda pahami disana. Yaitu, seseorang yang bernama Wanda yang anda kenal itu. Nah, di dalam disiplin ilmu mantiq (logika) pemahaman a...

Mufrad dan klasifikasinya

  Setelah kita memahami pengertian dari lafadz, klasifikasinya dan perbedaan antara lafadz musta'mal dan muhmal . Selanjutnya disini penulis ingin membahas pengertian dari lafadz mufrad dan klasifikasinya sebagai lanjutan dari tema sebelumnya.  Nah, apa itu lafadz mufrad?  Yang pertama yang harus diketahui ialah lafadz mufrad yang dimaksud didalam ilmu mantik tentu berbeda dengan apa yang dimaksud didalam ilmu nahwu yang lawannya ialah jamak atau mudhaf dan serupa mudhaf atau jumlah dan syibhul jumlah . Tetapi mufrad yang ada didalam ilmu mantik itu merupakan lawan dari pada   murakkab .  Untuk pengertiannya lafadz mufrad ialah suatu lafadz yang bagiannya tidak menunjuki kepada sebagian dari pada makna "yang di maksud".   Berdasarkan definisi ini lafadz  mufrad terbagi kepada empat: 1. Tidak ada bagian sama sekali seperti “u” dalam bahasa aceh yang artinya kelapa. 2. Ada bagian tapi bagiannya tidak menunjuki kepada makna seperti k...